Puluhan anggota PMR berkumpul di sebuah tempat untuk misi penting, menguji pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip kemanusiaan. Bukan sekedar memahami, tetapi juga untuk melahirkan relawan-relawan muda yang siap bergerak dalam bidang kemanusiaan.
Sabtu, 20 September 2025, disejuknya udara pagi bertempat di Bumi Perkemahan Semen Indonesia, kecamatan sidokumpul, kabupaten Gresik. Pada kegiatan Jumpa Bakti Gembira (JUMBARA)-X Jawa Timur 2025 mengadakan bidang lomba dengan tajuk Hukum Humaniter Internasional (HHI). Acara ini dihadiri oleh para mentor yang profesional dibidang HHI, dilengkapi dengan perwakilan peserta dari setiap kontingen kabupaten (Panitia JUMBARA-X menetapkan setiap kontingen kabupaten mengeluarkan perwakilan 1 PMR Madya, wira, dan 1 Fasilitator).
Dilaksanakannya bidang lomba dengan tajuk Hukum Humaniter Internasional (HHI) memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang materi kepalangmerahan meningkat 2. Pengetahuan, pemahaman dan keterampilan peserta dalam bidang Hukum Humaniter Internasional (HHI) meningkat 3. Memberikan penghargaan dan pengakuan secara resmi kepada pembina atau fasilitator PMR.
Bidang lomba ini menggunakan sistem pre test, post test, tes tulis, dan observasi dalam seleksinya. Pada tingkatan PMR madya dan wira, dimulai dari 38 peserta dari setiap tingkatannya, dilakukan seleksi ke babak penyisihan sehingga di loloskan sebanyak 19 peserta untuk melaju ke babak semifinal. Dari babak semifinal dilanjutkan seleksi untuk menuju ke babak final dengan diloloskan sebanyak 9 peserta, dan diakhiri menuju penentuan peserta terbaik diloloskan berdasarkan nilai tertinggi.
Tes ini tidak hanya mengukur pemahaman teori, tetapi juga menjadi wadah evaluasi. Soal-soal yang diujikan mencakup prinsip dasar kepalangmerahan seperti netralitas, kemanusiaan, kemerdekaan, dan kesetaraan. Selain itu, mereka juga diuji dengan materi HHI yang mencakup aturan hukum untuk melindungi korban perang dan konflik. Acara ini berlangsung dengan penuh antusiasme para peserta tidak hanya bersaing meraih nilai terbaik, tetapi juga saling berbagi pengalaman, dan meningkatkan skill tim work.. Solidaritas dan semangat kerja sama begitu terasa, didukung oleh para pembina yang mendampingi dengan ketat namun tetap memberikan motivasi.
Dari hasil tes, fasilitator setiap kontingen kabupaten dapat mengevaluasi program pelatihan dan pembinaan. Ini adalah langkah konkret untuk mengetahui area mana yang perlu diperkuat agar pelatihan yang akan dilaksanakan berikutnya lebih efektif. Selain itu, kegiatan ini menumbuhkan kesadaran bahwa pengetahuan ini harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Para anggota diharapkan menjadi relawan perubahan yang membawa dampak positif di lingkungan sekitar khususnya pada teman sebaya.
Kegiatan ini menegaskan bahwa komitmen Hukum Humaniter Internasional (HHI) dalam membina remaja Indonesia memiliki wawasan luas dan kemampuan tanggap darurat. Dengan bekal semangat kepalangmerahan dan hukum humaniter, mereka diharapkan menjadi garda terdepan dalam membantu sesama tanpa memandang bulu.
Hukum humaniter internasional adalah terjemahan dari bahasa Inggris yakni International Humanitarian Law. Hukum humaniter internasional atau HHI ini juga dikenal dengan sebutan hukum perang. Menurut para ahli, hukum perang merupakan bagian paling tua dari hukum internasional. Artinya, HHI atau hukum perang adalah cabang atau bagian dari hukum internasional.