Gresik, 20 September 2025, Suasana riang penuh semangat tampak di area wahana kepalangmerahan JUMBARA X Palang Merah Remaja (PMR) Jawa Timur 2025. Di tempat ini, ratusan peserta dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa Timur diajak belajar materi kepalangmerahan dengan konsep unik: bermain sambil belajar.
Salah satu wahana yang paling menarik perhatian adalah ular tangga raksasa. Bedanya dengan ular tangga biasa, setiap kotak di papan ini berisi pertanyaan. Peserta yang berhenti di sebuah kotak wajib menjawab soal sebelum bisa melanjutkan langkah. Tantangan ini membuat suasana menjadi tegang sekaligus menyenangkan, karena setiap jawaban benar disambut sorak-sorai teman satu kelompok.
Fasilitator kontingen Kabupaten Pacitan, Marcentin, mengungkapkan bahwa metode ini memberi pengalaman berbeda bagi peserta. “Lewat permainan sederhana seperti ular tangga, adik-adik bisa lebih mudah memahami materi. Mereka belajar sambil tertawa, jadi ilmunya lebih melekat,” ujarnya.
Selain itu, ada juga permainan komunikasi. Dalam permainan ini, salah satu peserta ditutup matanya, kemudian diarahkan oleh teman satu timnya untuk mencapai titik tujuan. Aktivitas sederhana ini menekankan pentingnya kepercayaan, kerja sama, serta komunikasi yang jelas antaranggota kelompok.
Tak kalah seru, peserta juga diajak mencoba permainan tebak cepat soal. Mereka harus sigap memilih pertanyaan dan menjawab dengan benar dalam waktu terbatas. Suasana makin ramai ketika beberapa tim beradu cepat, sambil sesekali saling memberi semangat.
Menurut fasilitator, konsep bermain sambil belajar ini dipilih agar peserta tidak hanya menghafal teori, tetapi juga mengasah keterampilan berpikir kritis, keberanian, dan kerja sama. Dengan metode ini, nilai-nilai Palang Merah bisa lebih mudah dipahami dan diingat.
“Belajar lewat permainan begini rasanya lebih gampang masuk ke pikiran. Jadi, tidak cuma duduk diam, tapi kita benar-benar terlibat,” kata salah satu peserta sambil tersenyum.
Selain melatih pengetahuan, wahana kepalangmerahan ini juga mengasah rasa percaya diri. Banyak peserta yang awalnya malu menjawab, akhirnya berani tampil setelah didukung oleh kelompoknya. Hal kecil seperti ini membuat pengalaman mereka di JUMBARA semakin berkesan.
Para fasilitator terlihat sabar mendampingi. Ketika peserta kesulitan, mereka tidak langsung memberikan jawaban, tetapi memberi petunjuk agar peserta bisa menemukan jawabannya sendiri. Hal ini mendorong peserta untuk berpikir lebih kritis.
Wahana ini juga memperlihatkan bagaimana nilai solidaritas dibangun. Ada peserta yang salah menjawab, tapi justru ditopang semangat oleh timnya agar tidak putus asa. Situasi sederhana ini mencerminkan semangat kemanusiaan yang menjadi inti kegiatan PMR.
Tak hanya sekadar permainan, wahana kepalangmerahan dipandang sebagai persiapan mental sebelum menghadapi lomba inti Youth Station. Di sinilah peserta ditempa untuk lebih siap, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun sikap menghadapi tantangan.