Pada pagi hari yang cerah mentari menyinari kegiatan JUMBARA 2025. Gresik 17 September 2025, puluhan merpati dan balon dilepaskan oleh Bapak Emil Elestianto Dardak Ph.D selaku gubernur Jawa Timur ke udara pada pada saat upacara pembukaan menandai dimulainya kegiatan ini. Sebanyak 1.444 peserta JUMBARA dari 38 kabupaten dan kota yang berada di Jawa Timur menyemarakan lapangan bumi perkemahan Gresik. Sorak dan tepuk tangan para peserta JUMBARA menghiasi langit pada lapangan pagi hari itu. Merpati yang terbang bebas melambangkan perdamaian dan persaudaraan. Serta balon melambangkan keceriaan dan harapan agar kegiatan ini berjalan dengan lancar.
Kak Rajendra selaku salah satu peserta JUMBARA menyebutkan acara pembukaan JUMBARA 2025 ini sangat meriah sampai-sampai rasa capek yang kita rasakan tidak terasa. Kegiatan pagi itu bukan hanya upacara pembukaan, tetapi para peserta juga diberikan kesempatan untuk menari bersama-sama. Harapannya dengan itu para peserta bisa berbaur dan mendapatkan teman baru dari daerah lain. Karena selama 5 hari,mulai tanggal 17 hingga 21 September 2025 para peserta akan mengikuti berbagai kegiatan.
Setelah terlaksanakannya upacara pembukaan JUMBARA,ada beberapa bidang yang sedang melakukan kegiatan seperti ngobrol bareng forpis,lokakarya,kewirausahaan sosial,dan lokakarya Hukum Humaniter Internasional (HHI). Salah satu kegiatan kegiatan yang menarik pada hari pertama adalah penyampaian materi HHI oleh Pak Pungky. Kegiatan tersebut diikuti oleh para fasilitator setiap kontingen kota dan kabupaten yang berada di Jawa Timur yang bertempat pada lapangan dalam bumi perkemahan Gresik. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan fasilitator setiap kontingen mengenai peran Palang Merah dalam menyebarkan nilai nilai kemanusiaan dan pentingnya memahami hukum internasional yang melindungi korban konflik.
Dalam kesempatan tersebut,Bapak Pungky selaku pemateri menjelaskan dasar dasar HHI,yakni aturan yang mengatur jalannya konflik bersenjata untuk mereka yang tidak terlibat dalam perang serta membatasi cara dan bersenjata yang digunakan. “HHI ini bukan untuk melegalkan perang tetapi untuk mengurangi penderitaan manusia jika perang sudah terjadi”.Ujar Pak Pungky. HHI menjadi harapan lahirnya generasi muda yang peduli berempati,serta siap menjaga martabat manusia di tengah berbagai tantangan. Dengan pembekalan ini diharapkan para fasilitator kontingen bisa menjadi duta kemanusiaan yang tanggap dan peduli di lingkungan masing masing